LaporanKimia Hukum kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Tujuan: · Membuktikan hukum kekekalan massa (hukum lavosier). · Agar dapat memahami dan mengerti Hukum kekekalan massa. · Dapat menyimpulkan hasil dari praktikum tentang hukum kekekalan massa. · Merumuskan kembali tentang hukum kekekalan massa dalam bidang ataupun alat dan bahan yang lain.
HukumLavoisier atau Hukum Kekekalan Massa yang berbunyi "Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama". Pada tahun 1785, Antoine Lavoisier menemukan fakta bahwa pada reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa zat. Massa zat sebelum dan sesudah reaksi yang ditimbang secara teliti setiap eksperimennya, menghasilkan massa zat yang selalu
Massa 100,94 gr. 100,94 gr. Warna. Putih bening. Biru tua. Pembahasan : Percobaan yang dilakukan oleh Lavoisier adalah reaksi antara cairan merkuri dengan gas oksigen dalam suatu wadah di ruang tertutup sehingga menghasilkan merkuri oksida yang berwarna merah. Apabila merkuri oksida dipanaskan kembali, senyawa tersebut akan terurai
Stoikiometrididasarkan pada hukum-hukum dasar kimia, yaitu hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, dan hukum perbandingan berganda. B. Pengertian Titrasi Titrasi merupakan salah satu metode analisa kimia, yakni untuk mencari nilai konsentrasi suatu larutan dengan membandingan dengan larutan yang lain yang telah diketahui konsentrasinya.
Berdasarkanhukum kekekalan massa, massa zat tidak akan bertambah atau berkurang pada suatu reaksi kimia. Massa zat berhubungan dengan jumlah partikel. Sehingga, jika selama reaksi tidak ada perubahan massa, jumlah partikel zat yang bereaksi maupun reaksi tidak akan berkurang. Hal ini mendasari berlakunya penyetaraan pada suatu persamaan reaksi.
HukumLavoiser (Hukum Kekekalan Massa) Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) seorang ahli kimia berkebangsaan Prancis telah menyelidiki hubungan massa zat sebelum dan sesudah reaksi. Lavoisier menimbang zat-zat sebelum bereaksi kemudian menimbang hasil-hasil reaksinya. Ternyata massa zat sebelum dan sesudah bereaksi selalu sama.
OaqyeV. 50% found this document useful 2 votes6K views5 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?50% found this document useful 2 votes6K views5 pagesLaporan 2 Hukum Kekekalan MassaJump to Page You are on page 1of 5 You're Reading a Free Preview Page 4 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
100% found this document useful 3 votes15K views9 pagesDescriptionPetunjuk laporan hukum kekekalan massa SMA kelas 10Copyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 3 votes15K views9 pagesBAB I Laporan Kekekalan MassaJump to Page You are on page 1of 9 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 8 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Dalam percobaan ini mahasiswa mampu menerapkan teori ralat dengan baik dan benar, dapat menentukan momentum pada sistem sebelum tumbukan, mampu menentukan pada sistem setelah tumbukan, mahasiswa diharapkan mampu membuktikan Hukum Kekekalan mampu menggunakan ticker timerdengan benar. Diharapkan dapat menggunakan neraca teknis dengan benar. Mampu memakai set alat dengan baik dan benar sesuai prosedur yang BELAKANG Momentum linier pada suatu partikel diartikan sebagai besaran yang berhubungan dengan kecepatan v dan massa m pada suatu benda Kanginan, Marthen2006. Dinyatakan momentum linier dengan p,maka dapat ditulis p = m v. Momentum linier merupakan besaran vektor yang searah dengan kecepatan benda Supiyanto,2005110. Berikutnya akan digunakan kata momentum untuk momentum merupakan besaran dinamik yang lebih informatif dibandingkan dengan kecepatan. Contoh, truk yang sedang melaju dibandingan dengan mobil sedan dengan kecepatan yang sama, momentum truk lebih besar dibandingkan momentum sedan. Mungkin ini adalah suatu gambaran yang lebih jelas kata momentum yang dipakai sekarang berasal dari bahasa Latin yang berarti pergerakan Serway, 2004384.Misalnya suatu partikel bermassa mmempunyai kecepatan vpada saat t dan kecepatan v1pada saat t1. Perubahan kecepatan ketika selang waktu t= t1 – t adalah v = v1 – v, dan perubahan momentumnya yaitu p =mv,karena m konstan maka p =m terdapat dua partikel dengan massa m1dan m2yang berinteraksi satu dengan yang lain sehingga memenuhi persamaan m1 v = - m2 v. Maka dapat diartikan menjadi p1 = - p2..................................................................................................................................................................................................1Hasil menunjukkan bahwa perubahan momentum partikel pertama berlawanan dalam selangwaktu tertendi adalah sama dan berlawanan untuk dua partikel yang saling berinteraksi.
0% found this document useful 0 votes47 views10 pagesOriginal TitleLAPORAN HUKUM KEKEKALAN MASSACopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes47 views10 pagesLaporan Hukum Kekekalan MassaOriginal TitleLAPORAN HUKUM KEKEKALAN MASSAJump to Page You are on page 1of 10 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 9 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
LAPORAN PERCOBAAN HUKUM KEKEKALAN MASSA DISUSUN OLEH ANINDHA ZULFA RAHMAH /X MIA F/04 KELOMPOK 4 NAMA ANGGOTA 1. 2. 3. 4. ADELLINA FALAHIYA R. ALYA AFIIFAH ANINDHA ZULFA R. PRATIWI HESTI K. /02 /03 /04 /23 SMA NEGERI 1 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PERCOBAAN HUKUM KEKEKALAN MASSA I. TUJUAN PERCOBAAN Untuk mengetahui jumlah massa suatu zat sebelum direaksikan dan setelah direaksikan II. DASAR TEORI Awalnya hukum kekekalan massa diajukan oleh ilmuwan bernama Mikhail Lomonosov 1748 setelah daat membuktikannya melalui eksperimen. Kemudian Hukum Kekekalan Massa diformulasikan juga oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1789. Oleh karenanya, Hukum Kekekalan Massa dikenal juga sebagai Hukum Lomonosov-Lavoisier. Hukum Kekekalan Massa menyatakan bahwa massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut. Dalam sistem tertutup massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap / konstan. Pernyataan paling umum yang biasa digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain,tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Jika proses kimiawi dilakukan dalam suatu sistem tertutup, maka jumlah massa dari reaktan harus sama dengan jumlah massa pada produk. Perhatikan persamaan reaksi kimia untuk pembakaran karbon padatan dengan gas oksigen. Cs + O2g CO2g Reaksi tersebut melibatkan satu mol karbon padat yang direaksikan dengan satu mol oksigen gas akan menghasilkan satu mol karbon dioksida gas. Jumlah massa yang terlibat pada persamaan reaksi tersebut dapat dihitung sebagai berikut. Diketahui - massa atom C adalah 14 sma Dengan demikian - massa atom O adalah 16 sma Massa molekul gas O2 adalah 2 x 16 = 32 sma Massa molekul gas CO2 adalah 14+2x16 = 46 sma Jumlah massa reaktan pada sisi sebelah kiri persamaan reaksi adalah massa 1 atom karbon ditambah dengan massa 2 atom oksigen dan dihitung sebagai berikut; 1 atom x 14 + 2 atom x 16 = 46 sma Jadi jumlah massa produk pada sisi sebelah kanan persamaan reaksi adalah 46 sma. Dengan demikian, persamaan reaksi kimia tersebut memiliki jumlah massa yang sama baik reaktan pada sisi kiri maupun massa produk pada sisi kanan. Neraca massa untuk persamaan reaksi dapat ditulis sebagai berikut. 14 ma massa C + 32 sma massa O2 = 46 sma massa CO2 PERCOBAAN I III. ALAT DAN BAHAN A. ALAT NO. NAMA ALAT UKURAN 1. Korek api JUMLAH 1 2. Gelas arloji Diameter 9 cm 3. Neraca Digital 1 1 B. BAHAN NO. NAMA BAHAN 1. Kertas HVS IV. KONSENTRASI/WUJUD JUMLAH Padat 1 CARA KERJA 1. timbang gelas arloji menggunakan neraca digital, catat hasilnya. 2. lipat kertas, kemudian letakkan di atas gelas arloji yang berada di atas neraca digital,catat hasilnya. 3. bakar kertas, kertas tetap di atas gelas arloji namun tidak di atas neraca digital. Dan gunakan penjepit untuk mengatur kertas agar saat menjadi abu tidak beterbangan. Amati reaksi kertas saat dibakar! 4. setelah menjadi abu, seperti ini. 5. V. Timbang abu tersebut, catat hasilnya! HASIL PENGAMATAN Massa gelas arloji + massa kertas sebelum dibakar 57,4 gram Perubahan kertas saat dibakar Berasap dan menjadi abu Massa gelas arloji + massa kertas setelah dibakar abu 49,9 gram PERCOBAAN II III. ALAT DAN BAHAN A. ALAT NO. NAMA ALAT 1. Tabung reaksi 2. Gelas Kimia UKURAN JUMLAH 100 x 12 mm 8 ml 50 ml 2 1 3. 4. 5. 6. 7. Neraca Digital Amplas Pipet Gunting Penggaris 3 x 5 cm 5 ml kecil 15 cm 1 1 1 1 1 B. BAHAN NO. IV. NAMA BAHAN KONSENTRASI/WUJUD JUMLAH 1. Pita Magnesium padat 2 cm 2. HCl 2M 5 ml CARA KERJA 1. timbang 2 tabung reaksi yang dimasukkan ke dalam gelas kimia menggunakan neraca arloji. 2. potong pita magnesium sepanjang 2 cm 3. amplas pita magnesium sampai karatnya hilang. Kemudian potong kecil kecil dan masukkan ke dalam tabung reaksi I 4. ambil larutan HCl 2 mol sebanyak 5 ml menggunakan pipet. Masukkan ke dalam tabung reaksi II. Hati – hati jangan sampai terkena kulit karena larutan tersebut cukup kuat. 5. timbang kembali 2 tabung reaksi yang berisi pita magnesium dan larutan HCl yang dimasukkan ke dalam gelas kimia menggunakan neraca digital. Catat hasilnya. 6. tuang larutan HCl ke dalam tabung reaksi I yang berisi pita magnesium. Amati perubahan yang terjadi. 7. timbang kembali zat yag sudah direaksian. Catat hasilnya! V. HASIL PENGAMATAN Massa gelas kimia + 2 tabung reaksi + larutan HCl + 28,9 gram pita magnesium sebelum reaksi Pita magnesium larut ke dalam HCl dan Perubahan saat reaksi larutan bergelembung Massa gelas kimia + 2 tabung reaksi + larutan HCl + 28,9 gram pita magnesium setelah reaksi VI. PEMBAHASAN PERCOBAAN I DAN II Kedua percobaan di atas merupakan beberapa contoh percobaan hukum kekekalan massa atau disebut juga dengan Hukum Lovoisier. Dimana hukum Lavoisier menyatakan bahwa massa zat – zat sesudah reaksi akan persis sama dengan massa zat – zat sebelum reaksi. Pada percobaan pertama yaitu pembakaran kertas, massa kertas sebelum reaksi dan massa kertas setelah direaksikan dan menjadi abu adalah berbeda. Seharusnya massanya sama. Karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan massa tersebut, seperti saat kertas dibakar, sebagian menjadi abu dan sebagian lagi menjadi uap sehingga massanya berkurang karena uap tersebut hilang ke atas karena pembakaran dilakukan di ruangan terbuka. Apabila pembakaran dilakukan di ruang tertutup, pasti massanya tidak akan berubah. Seperti yang dikatakan oleh Lovoisier “Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. Perubahan materi yang kita amati dalam kehidupan sehari hari umumnya berlangsung dalam wadah terbuka. Jika hasil reaksi ada yang berupa gas, seperti paba percobaan I diatas, maka massa zat yang tertinggal menjadi lebih kecil daripada massa semula. Sebaliknya, jika reaksi mengikat sesuatu dari lingkungannya, maka hasil reaksi akan lebih daripada massa semula. Misalnya, reaksi perkaratan pada besi besi mengikat oksigen dari udara sebagai berikut. Fes + O2g Fe2O3s Pada percobaan kedua, massa zat sebelum dan sesudah direaksikan adalah sama. Perhatikan persamaan reaksi berikut. Mgs + 2HClaq MgCl2aq + H2g Pita magnesium direaksikan dengan larutan HCl menghasilkan Magnesium Klorida dan gas hidrogen. Saat melakukan percobaan tersebut, massa zat tetap sama walaupun pada reaksi tersebut menghasilkan gas hidrogen yang pastinya menghilang karena sifat gas yang partikelnya bergerak bebas. Hal ini dikarenakan gas hidrogen yang sifatnya sangat ringan serta pada neraca yang digunakan untuk percobaan ketelitiannya tidak sekecil massa hidrogen. VII. KESIMPULAN Sesuai dengan hukum kekekalan massa, berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa massa suatu zat sebelum dan sesudah direaksikan adalah sama walaupun zat tersebut berubah, baik dari fisik maupun kimia seperti warna, bentuk, wujud zat, dll. Jika terjadi penyimpangan, hal tersebut karena beberapa faktor, seperti faktor alat, bahan, dan manusia. VIII. DAFTAR PUSTAKA Endang Susilowati – Tarti Harjani. 2013. Kimia 1 Untuk Kelas x SMA dan MA Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Solo PT Wangsa Jatra Lestari Unggul Sudarmo. 2013. KIMIA untuk SMA/MA Kelas X. Surakarta Penerbit Erlangga
laporan praktikum hukum kekekalan massa